Senin, 18 Mei 2009

kisah musa

Mencari makna diri di Bumi,,
Mencari satu-satunya jalan yang dapat dilewati untuk sebuah arti melalui akli..







Kisah Musa di Negeri Madyan dalam Al-Qur’an

· Alloh berfirman : “Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian dan pengetahuan). Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
· Dan Musa masuk Ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu 2 orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya( Bani Israel) dan seorang lagi dari musuhnya (Kaum Fir’aun). Maka, orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya dan matilah musuhnya itu. Musa berkata, “Ini adalah perbuatan Syetan. Sesungguhnya, Syetan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).
· Musa berdo’a, “Ya Tuhanku, Sesungguhnya Aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah Aku.” Maka Alloh mengampuninya, sesungguhnya Alloh Dialah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Musa berkata,”Ya Tuhanku, Demi nikmat yag telah Kau anugerahkan kepadaku, Aku sekali-kali tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa.”
· Karena itu, Jadilah Musa di Kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya). Maka, tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin, berteriak meminta pertolongan kepadaNya. Musa berkata kepadanya,”Sesungguhnya, kamu benar-benar orang sesat yang nyata (kesesatannya).”
· Maka, tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata, “Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri ini, dan tiadalah Kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian.”
· Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata “Wahai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini). Sesungguhnya, aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.”
· Maka, keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdo’a, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang Dzolim itu.”
· Dan tatkala dia menghadap ke jurusan negeri Madyan dia berdo’a (lagi): “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.”
· Dan tatkala dia sampai di sumber air negeri Madyan dia menjumpai disana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya ), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, 2 orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata, “Apkah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab, “kami tidak meminumkan (ternak kami) sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya) sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.”
· Maka, Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdo’a, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang engkau turunkan kepadaku.”
· Kemudian, datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan malu-malu, dia berkata “Sesungguhnya, bapakku memanggil kamu agar dia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum(ternak) kami.” maka, tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syu’aib berkata, “janganlah kamu takut, kamu telah selamat dari orang-orang yang Dzolim itu.”
· Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, “Ya bapakku ambillah dia sebagai orang yang bekerja (pada kita) karena sesunggguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”
· Berkatalah dia (Syu’aib), “sesungguhnya, aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku 8 tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka Aku tidak hendak memberati Kamu. Dan kamu Insya Alloh akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.”
· Dia (Musa) berkata, “Itulah(perjanjian) antara Aku dan Kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu Aku sempurnakan maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku(lagi). Dan Alloh adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.”
(Q.S Al-Qashash:14-28)


Dikutip dari Buku “Musa Vs Fir’aun” karya Asy-Syaikh Shalahudin Abu Arafah, Hal.50-51,
GRANADA MEDIATAMA








saya SD di SD negeri 1 Gunamekar,SMP 2 bungbulang Dan SMKN 1 Tarogong kaler,sekarang saya kuliah di Upi Bandung fakultas FPTK,jurusan teknik mesin prodi Otomotif angkatan 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri komentar,dan bila ada yang salah tolong beri tahu saya,atau dapat hubungi085220313135